Jumat, 26 Februari 2010

Bahasa Indonesia2

1. Penalaran Deduktif
Definisi dari penalaran sendiri adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Maka proses inilah yang disebut dengan menalar.
Sedangkan penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini , dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut adalah konsep dan teori yang merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Jadi penalaran deduktif adalah penalaran yang bertolak dari sebuah konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Dalam penalaran deduktif terdapat premis yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan :
- Secara langsung, yaitu ditarik dari satu premis
- Secara tidak langsung yaitu ditarik dari dua premis
Prmeis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan premis kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :
- Silogisme Kategorial
- Silogisme Hipotesis
- Silogisme Alternatif
- Entimen

Contoh :
- Semua orang perlu makan untuk mempertahankan hidupnya (premis Mayor)
- Ani adalah orang (premis Minor)

Jadi Ani perlu makan untuk mempertahankan hidupnya (kesimpulan).
Kesimpulan yang diambil bahwa Ani juga perlu makan untuk mempertahankan hidupnya adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya. Pertanyaan apakah kesimpulan itu benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang ditariknya adalah juga benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah meskipun kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikan kesimpulannya tidak sah.
Dengan demikian maka ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuh dapat dipasikan kesimpulan yang ditariknya akan salah.

2. Analisa Silogisme Katagorial
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, antara lain :
- Premis umum yaitu premis Mayor (My)
- Premis khusus yaitu Premis Minor (Mn)
- Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subyek dan predikat. Subyek simpulan disebut term mayor dan predikat simpulan disebut term minor
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
- Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu term mayor, term minor dan term penengah
- Terdiri dari tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor dan kesimpulan
- Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan
- Bila salah satu premisnya negatif , simpulan pasti negatif
- Dari premis yang positif akan dihasilkan simpulan yang positif
- Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus
- Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan

Contoh :
- Semua pekerja di pabrik lulusan SMK (Mayor)
- Arif adalah pekerja pabrik (Minor)
- Arif lulusan SMK (kesimpulan)